19 August 2010

19810

saat semua ada

saat semua menjadi satu kemudian menjadi abu.

saat merasa dibutuhkan dalam keadaan terbuang.

saat merasa melakukan kebaikan sekaligus kejahatan.

saat merasa benar dalam perkara yang dipersalahkan.

saat bertahan hidup dalam keinginan menjemput mati.

saat semua bergejolak dalam diri dan mencari arti.

semua hanya karena satu alasan..




GALAU

hahahahaha

Lupakanlah postingan ini :p

8 August 2010

sahabatku

Tinggi kurang lebih sama denganku. Si rambut tebal bergelombang ini punya garis wajah yang lembut. Garis matanya pun lembut. Namun sinar matanya tegas, terkadang keras.

Sekeras apapun, semeradang apapun, matanya tetap terlihat cantik dengan bingkaian bulu mata yang rapi dan serasi,menukik ke atas dengan alami, lembut seakan naik tersapu angin.

Matanya hidup. Matanya tertawa saat ia senang. Sendu saat sedih. Dan memantulkan rupa wajahmu saat ia mencoba mengertimu. Bibirnya hidup. Mengembang dan melebar saat senang. Memanjang saat ia merasa damai. Mengatup saat kecewa. Melebar dan memperlihatkan gigi bawahnya saat malu bercampur senang. Kulitnya juga berbicara. Memucat, memerah. Kulitnya seperti permukaan kolam yang tenang, yang selalu memperlihatkan dasarnya. Aku suka menatap wajahnya. Menenangkan seperti saat melihat air kolam.

Namun, terkadang ia bukan kolam. Ia bisa menjadi laut. Dasarnya sangat dalam. Saat kamu menyelam bersamanya, kamu pasti akan terkesan oleh indahnya sekaligus takut akan kedalamannya.

Sifatnya yang jujur, apa adanya, dan kebaikannya, adalah keindahan yang akan kamu temukan.

Saat aku menyelam bersamanya, dan meninggalkan rasa takutku akan kedalamannya, aku menemukan semua keindahan miliknya. Keindahan yang sangat menyenangkan. Keindahan itu membuatku juga ingin memiliki keindahan yang sama. Mengerti keindahannya, membuatku ingin menjaga agar keindahan itu tetap ada dalam dirinya. Keindahannya berharga bagiku, karena itu ia berharga bagiku.

Di samping semua keindahan itu, ia memiliki kedalaman dan kegelapan. Saat menyelam, aku juga menemukan sisi ini. Kegelapan yang ia perlihatkan padaku, membuatku mengakui kegelapan yang ada pada diriku sendiri. Keberaniannya untuk menunjukkan kedalamannya juga membuatku memperlihatkan kedalamku, yang mulanya hanya milikku, kepadanya. Kedalaman dan kegelapannya berharga bagiku, karena itu ia berharga bagiku.

Dialah, sahabatku yang berharga.

2 July 2010

lamunan siang bolong

Pernahkah kamu merasakan kembali sesuatu atau perasaan yang pernah kamu alami di waktu lampau? Terkadang perasaan itu adalah ingatan sekilas, seringkali bukan hal yang penting, tetapi memunculkan emosi khusus saat mengenangnya. Barusan aku mengalaminya. Bukan hal penting menurutku, hanya menyenangkan, menenangkan untuk diingat. Kemarin aku pulang ke semarang. Hari ini ingin kuhabiskan di rumah saja. Ada perasaan nyaman saat kamu pulang sekian lama. Seperti kembali ke dalam dekapan masa anak-anak.

Siang ini cerah. Walaupun tanpa angin, siang ini cukup membuatku enggan pergi keluar. Ruang tamu seakan mengundangku untuk duduk menikmati awan. Ruang tamu di rumahku sebuah ruang. Hanya teras yang dikelilingi paga dengan krei bambu untuk melindungi mata dari arah sinar matahari yang dapat menjumpaimu saat siang mulai mengambang. Ada sebuah kursi panjang yang menghadap jalan yang 2 meter lebih rendah dari teras.

Siang ini aku tiduran di kursi panjang itu. Melihat pohon bambu, awan, dan pohon-pohon yang saling tumpang tindih memenuhi pandanganku. Melihatnya, membuatku dapat mencium aroma masa anak-anak. Rasanya hangat sekaligus sejuk, aneh tetapi menyenangkan, dan menenangkan.

Tiba-tiba muncul memori ketika aku masih anak-anak berumur 8-9 tahun. Jalan di depan rumah masih penuh batu dan pasir. Hanya ada beberapa rumah yang berdiri. Sebagian masih bangunan setengah jadi yang merupakan surga anak-anak dalam imajinasi hebatnya. Anak-anak sering memakainya untuk bermain rumah-rumahan hingga perang-perangan. Tepi jalan yang berseberangan dengan rumah adalah jurang yang ditutupi oleh pepohonan sehingga terlihat lebih ramah.

Saat itu, aku duduk di tepi jurang menghadap rumah. Menghaluskan batu bata sisa dari bangunan rumah sebelah dan menganggapnya sebagai gula jawa. Aku bermain sendiri. Berjualan gula jawa di tepi jalan tanpa teman yang dapat kusuruh menjadi pembeli. Entah mereka ada dimana saat itu. Mungkin disuruh tidur siang. Aku terus menumbuk. Menumbuk hingga terdengar suara "Nesha, udah sore. Ayo mandiii!" dari dalam rumah. Itu berarti jarum pendek jam telah menunjuk angka 4.

aku masih bermalas-malasan di teras. Tetangga sebelahku mempunyai kolam ikan kecil yang airnya terus mengalir dari selang kecil. Air yang jernih keluar dari selang, bercampur dengan air kolam yang dasar terdapat lubang kecil di mana air mengalir masuk ke tampungan penuh batu dan pasir -yang katanya dapat menyaring kotoran di air- lalu oleh mesin kecil, air itu naik dan keluar ke kolam. Suaranya cukup keras hingga terdengar dari teras. Tetapi tidak masalah. Suara air menyenangkan kok. Suara air, gulungan awan, ditambah hijaunya pepohonan benar-benar membuatku tidak ingin pergi kemana-mana..

29 May 2010

kebijaksanaan

Katanya, kebijaksanaan muncul saat kita menempatkan diri di tempat orang lain.

Katanya, kebijaksanaan datang pada diri saat jiwa memisahkan diri, masuk dan melihat diri sendiri dari diri orang lain.

Katanya, kebijaksanaan adalah mengerti bahwa setiap orang sederajat.

Kebijaksanaan adalah tidak menempatkan diri lebih tinggi, atau lebih rendah.

Kebijaksanaan adalah mengerti bahwa semua berita mengandung bias.

Kebijaksanaan adalah mengerti bahwa kita hidup saling berbagi.

Kebijaksanaan adalah mengerti bahwa kita hidup saling membutuhkan.

Kebijaksanaan datang saat kita saling mengasihi dan mencintai.

Kebijaksanaan datang pada seseorang yang jujur pada diri sendiri.

Kebijakasanaan datang saat seseorang yang telah "menikahi" diri sendiri.

Kebijaksanaan datang pada orang yang berusaha meraihnya, menggapainya.

Banyak sekali definisinya. lebih baik tak usah dirisaukan semua paparan di atas.

Pada akhirnya orang lainlah yang menilai.

Repotnya =="

malam

kau tahu, apa itu malam?
malam itu hitam,
sehitam hatiku, pikiranku, dan jiwaku

malam itu pekat,
sepekat kemarahanku, egoku, dan naifku

malam itu hening,
sehening mulutku, mataku, dan nafasku

malam itu sepi,
sesepi lingkupku, inderaku, dan batinku

malam itu gelap,
segelap pandanganku, sentuhanku, dan perasaanku

malam itu legam,
selegam keras kepalaku, benciku, dan hasratku

malam itu tenang,
setenang gerakku, siluetku, dan malamku

malam itu malamku