2 July 2010

lamunan siang bolong

Pernahkah kamu merasakan kembali sesuatu atau perasaan yang pernah kamu alami di waktu lampau? Terkadang perasaan itu adalah ingatan sekilas, seringkali bukan hal yang penting, tetapi memunculkan emosi khusus saat mengenangnya. Barusan aku mengalaminya. Bukan hal penting menurutku, hanya menyenangkan, menenangkan untuk diingat. Kemarin aku pulang ke semarang. Hari ini ingin kuhabiskan di rumah saja. Ada perasaan nyaman saat kamu pulang sekian lama. Seperti kembali ke dalam dekapan masa anak-anak.

Siang ini cerah. Walaupun tanpa angin, siang ini cukup membuatku enggan pergi keluar. Ruang tamu seakan mengundangku untuk duduk menikmati awan. Ruang tamu di rumahku sebuah ruang. Hanya teras yang dikelilingi paga dengan krei bambu untuk melindungi mata dari arah sinar matahari yang dapat menjumpaimu saat siang mulai mengambang. Ada sebuah kursi panjang yang menghadap jalan yang 2 meter lebih rendah dari teras.

Siang ini aku tiduran di kursi panjang itu. Melihat pohon bambu, awan, dan pohon-pohon yang saling tumpang tindih memenuhi pandanganku. Melihatnya, membuatku dapat mencium aroma masa anak-anak. Rasanya hangat sekaligus sejuk, aneh tetapi menyenangkan, dan menenangkan.

Tiba-tiba muncul memori ketika aku masih anak-anak berumur 8-9 tahun. Jalan di depan rumah masih penuh batu dan pasir. Hanya ada beberapa rumah yang berdiri. Sebagian masih bangunan setengah jadi yang merupakan surga anak-anak dalam imajinasi hebatnya. Anak-anak sering memakainya untuk bermain rumah-rumahan hingga perang-perangan. Tepi jalan yang berseberangan dengan rumah adalah jurang yang ditutupi oleh pepohonan sehingga terlihat lebih ramah.

Saat itu, aku duduk di tepi jurang menghadap rumah. Menghaluskan batu bata sisa dari bangunan rumah sebelah dan menganggapnya sebagai gula jawa. Aku bermain sendiri. Berjualan gula jawa di tepi jalan tanpa teman yang dapat kusuruh menjadi pembeli. Entah mereka ada dimana saat itu. Mungkin disuruh tidur siang. Aku terus menumbuk. Menumbuk hingga terdengar suara "Nesha, udah sore. Ayo mandiii!" dari dalam rumah. Itu berarti jarum pendek jam telah menunjuk angka 4.

aku masih bermalas-malasan di teras. Tetangga sebelahku mempunyai kolam ikan kecil yang airnya terus mengalir dari selang kecil. Air yang jernih keluar dari selang, bercampur dengan air kolam yang dasar terdapat lubang kecil di mana air mengalir masuk ke tampungan penuh batu dan pasir -yang katanya dapat menyaring kotoran di air- lalu oleh mesin kecil, air itu naik dan keluar ke kolam. Suaranya cukup keras hingga terdengar dari teras. Tetapi tidak masalah. Suara air menyenangkan kok. Suara air, gulungan awan, ditambah hijaunya pepohonan benar-benar membuatku tidak ingin pergi kemana-mana..